Hari ini kita kembali mengenang peristiwa G30S 1965. Tidak bisa dimungkiri, peristiwa 48 tahun silam itu sangat berpengaruh terhadap perjalanan bangsa Indonesia hingga saat ini.
Peristiwa G30S mengawali berbagai kejadian kelam dalam sejarah bangsa Indonesia. Pertama, G30S telah menjadi dalih bagi Soeharto untuk menumpas organisasi-organisasi kiri dan menggulung kekuasaan Soekarno. Kedua, G30S telah menjadi dalih bagi Soeharto untuk melakukan pembantaian massal terhadap jutaan bangsa Indonesia yang dicap ‘komunis’. Ketiga, pasca peristiwa itu Indonesia memasuki masa gelap, yakni kediktaroran rezim Orba yang berlangsung selama 32 tahun.
Di bawah rezim Orba, kehidupan ekonomi, politik, dan budaya bangsa Indonesia berubah total. Sebelum 1965, hampir semua sektor perekonomian sudah nyaris berada di bawah kendali bangsa Indonesia. Saat itu pemerintahan Soekarno berambisi besar membawa Indonesia menjadi negara berdikari secara ekonomi. Namun, sejak Orba berkuasa, modal asing dipanggil kembali untuk mengeruk kekayaan alam bangsa Indonesia. Tak hanya itu, aset-aset ekonomi beralih ke tangan swasta, baik swasta asing maupun swasta domestik/kroni Soeharto.
Rabu, 09 Oktober 2013
Selasa, 01 Oktober 2013
Biografi Prof. Dr. KH. Ali Mustofa Yaqub, Pakar Hadis Indonesia
Muslimedianews ~ Indonesia boleh berbangga, karena masih
banyak memiliki ulama-ulama yang dibanggakan bukan hanya oleh warganya tetapi
juga oleh para ulama dari berbagai penjuru dunia. Kalau dulu kita mengenal
Syaikh Nawawi al-Bantani dan Syaikh Yasin al-Faddani, sekarang kita masih
memiliki banyak sosok yang membanggakan, diantaranya adalah Prof. Dr. KH. Ali
Mustafa Yaqub.
Daftar Isi:
1. Latar Belakang
KH. Ali Mustafa Yaqub
2. Pendidikan KH.
Ali Mustafa Yaqub
3. Ulama Luar
Negeri Datang ke Indonesia dan Uji KH. Ali Mustafa Yaqub
4. KH. Ali Mustafa
Yaqub Mulai Aktif Berdakwah
5. Karya-karya KH.
Ali Mustafa Yaqub
6. Pemikiran KH.
Ali Mustafa Yaqub dalam Ilmu Hadits
7. Kritikan KH.
Ali Mustafa Yaqub Terhadap Syaikh Al-Albani
1. Latar Belakang
KH. Ali Mustafa Yaqub
Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA lahir di Kemiri, Batang,
Jawa Tengah, pada tanggal 2 Maret 1952 M dari sebuah keluarga yang taat
menjalankan agama.
Domisili beliau sekarang di Jl. SD. Inpres No. 11 RT.002
RW.09 Pisangan-Barat Ciputat 15419 Tangerang-Selatan Banten.
2. Pendidikan KH.
Ali Mustafa Yaqub
Labels:
Warta Berita
Selasa, 10 September 2013
Prof. Dr. Ahmed Mahmod Karimah (Ulama' al-Azhar Mesir) Dalam Kuliahnya Di UIN Syarif Hidayatullah
Kedatangan salah satu Ulama Al-Azhar ahli Ushul Fiqh Prof.
Dr. Ahmed Mahmod Karimah dimanfaatkan benar oleh Fak. Dirasat Islamiyyah (FDI)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam kunjungan beliau sebagai delegasi
Al-Azhar atas undangan Kementerian Agama RI untuk menghadiri Simposium
Internasional II tentang Madrasah in The Global Context, sebagai salah satu
pembicara utama, beliau masih menyempatkan waktunya yang sangat singkat di
Jakarta untuk memberikan kuliah umum di FDI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam acara yang diselenggarakan oleh FDI pada hari Rabu, 4
September 2013 tersebut, beliau membuka pemaparannya dengan menyampaikan betapa
pentingnya ilmu dan ahli ilmu memiliki
derajat yang sangat tinggi. Dilanjutkan kemudian dengan pemaparan terkait perbedaan
dan pertentangan pendapat madzhab yang terjadi di antara ulama fikih.
Dalam presentasinya beliau menekankan pentingnya saling
menghargai dan tetap menghormati pendapat yang berbeda. Karena sebenarnya
perbedaan tersebut tidak dalam level dasar prinsip (syariah), melainkan sebatas
furu’ (fikih). Dan tidak diperkenankan pula mengkultuskan satu madzhab dari
yang lainnya, karena semua pendapat tersebut berangkat dari upaya ijtihad para
ulama. Oleh karenanya tidak pula diperkenankan bagi kita untuk membenarkan satu
dari madzhab lainnya, karena setiap itjihad dapat mengandung kebenaran dan
kesalahan, dan hanya Allah yang mengetahui kebenaran yang mutlak.
Labels:
Warta Berita
Jumat, 06 September 2013
Janji Kemerdekaan
Oleh: Anies Baswedan
Kibarannya membanggakan. Merah-Putih berkibar gagah di tiang
bambu depan rumah batu. Rumah sepetak kecil, alasnya tanah, dan atapnya genteng
berlumut. Berlokasi di tepi rel kereta tak jauh dari Stasiun Jatibarang, rumah
batu itu polos tanpa polesan material mewah.
Pemiliknya jelas masih miskin. Namun, dia pasang tinggi
bendera kebanggaannya. Seakan dia kirim pesan bagi ribuan penumpang kereta yang
tiap hari lewat di depan rumahnya: Kami juga pemilik sah republik ini. Kami
percaya di bawah bendera ini kami juga akan sejahtera!
Yang miskin telah menyatakan cinta dan bangga kepada
negerinya. Keseharian hidupnya mungkin sulit, mungkin serba kerontang. Mungkin
tak punya tabungan di bank, tetapi tabungan cintanya kepada republik ini luar
biasa banyak. Negeri ini masih dicintai dan dibanggakan rakyatnya tanpa syarat.
Labels:
artikel,
Opini,
Warta Berita
Minggu, 18 Agustus 2013
Cara Menganalisis Konflik
Oleh: Dina Y. Sulaeman
Dalam acara launching dan bedah buku Prahara Suriah di Univ
Paramadina, dua akhwat berjilbab lebar hadir dan duduk paling depan.
Kelihatannya mereka tekun menyimak pemaparan para pembicara, termasuk saya.
Namun saya sungguh kaget saat salah satu dari akhwat itu berbicara di sesi
tanya jawab. Dia menujukan pernyataan (bukan pertanyaan) kepada Wakil Dubes
Suriah, kurang lebih, “Sebenarnya saya tidak perlu semua pembicaraan ini
[sambil menujuk ke arah para pembicara]. Saya hanya ingin menyampaikan pesan
kepada saudara-saudara Sunni saya di Suriah, tolong sampaikan kepada mereka
permintaan maaf saya karena saya tidak bisa melakukan apa-apa untuk membantu
mengurangi penderitaan mereka.”
Sungguh tak saya sangka rupanya si akhwat itu tadi selama
hampir tiga jam duduk di depan saya sambil menulikan pendengaran dan menutup
pengelihatannya. Meskipun tak bicara blak-blakan, tapi nadanya mengandung
emosi, jelas sekali si akhwat tetap berpegang pada paradigma yang dibawanya
sejak awal, yaitu bahwa ini adalah konflik Sunni-Syiah dan kaum Sunni menjadi
korban kezaliman rezim Syiah Assad (sebagaimana yang didengungkan berbagai
ormas Islam pendukung jihad ke Suriah selama ini).
Labels:
Warta Berita
Sabtu, 17 Agustus 2013
17 Agustus & Swedes
Sekilas tentang Swades, Swades adalah
sebuah film india yang dirilis pada tahun 2004. Film diproduseri oleh Ashuthos
Gowariker dan dibintangi bintang Holywood Shahrukh Khan dan aktris cantik nang
anggung Gayatri Joshi. Paduan antara aktor tampan, aktris cantik, dan didukung
pemain-pemain handal lain, sangat apik dalam menyajikan film mengusung tema
edukatif, sosiali, dan nasionalis. Dan menurut saya film ini adalah salah satu
film India yang wajib untuk ditonton.
17 Agustus dan Swades, lantas apa
hubungannya..?mengingat tanggal 17 agustus adalah dimana Ir. Soekarno memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945 silam. Dan kemudian menjadi rutinitas
tahunan bagi warga Indonesia dari penjuru nusantara mengadakan peringatan
dengan mengadakan upacara kemerdekaan. Bahkan antusiasme dan semaraknya sudah
tercium jauh sbelumnya, dengan diadakannya berbagai macam perlombaan.
Senin, 05 Agustus 2013
Malam 27 Ramadan di Masjid Husain
Tidak seperti biasanya, pengunjung taman dan masjid Husain
ramai dan padat. Kalaupun tiap malam hari pada bulan suci Ramadan tidak sampai
sebegitu padat, mungkin akan tampak ramai daripada bulan-bulan biasa. Tapi pada
malam 27 Ramadan ini, taman serta masjid husain seakan penuh padat dan ramai
dikunjungi rombongan orang, atau keluarga.
Setelah ngobrol dengan salah satu warga mesir, memang sudah menjadi tradisi tahunan ketika malam 27
Ramadan, rombongan keluarga, teman, dan saudara berbondong-bondong mengunjungi
kawasan masjid Husain. Mereka sengaja datang pada waktu sore menjelang buka,
dengan membawa makanan dari rumah masing-masing, kalaupun
tidak membawa makanan dari rumah, banyak di kawasan Husain ini terdapat
dermawan menyediakan buka gratis, atau yang biasa disebut Maidaturrahman.
Labels:
Potret,
Warta Berita
Kamis, 25 Juli 2013
Anis Baswedan: Pondok Ban Tan & Surin Pitsuwan
Ya Nabi salam alaika…
Ya Rasul salam alaika…
Ya habibie salam alaika…
Shalawatullah alaika…
Sekitar seribu anak-anak menghampar di lapang rumput depan
pondok. Lautan kerudung dan peci putih, melafalkan shalawat, khusuk dan
menggema.
Suasana pondok Pesantren Ban Tan malam ini terasa unik.
Pondok kecil ini dibangun di pedalaman Thailand Selatan. Untuk mencapainya,
kita harus terbang dari Bangkok, jaraknya sekitar 750 km ke kota kecil Nakhon
Si Thammarat, lalu dari airport yang kecil itu, naik mobil kira-kira satu jam
ke pedalaman.
Masuk di tengah-tengah desa-desa dan perkampungan umat Budha,
di situ berdiri Pondok Ban Tan. Dibangun awal abad lalu dengan beberapa orang
murid. Niatnya sederhana, menjaga aqidah umat Islam yang tersebar di kampung-kampung
yang mayoritas penduduknya beragama Budha.
Melihat wajah anak-anak pondok, seperti kita sedang menatap
masa depan. Anak-anak yang dititipkan orang tuanya untuk sekolah ke Pondok,
untuk menjaga sejarah kehadiran Islam di kerajaan Budha ini. Di propinsi ini
mereka berdampingan dengan damai. Sebuah tradisi yang harus dijaga terus.
Malam ini, setelah berliku perjalanannya, seakan jadi salah
satu kegiatan puncak untuk keluarga pengasuh pondok ini.
Labels:
Warta Berita
Selasa, 23 Juli 2013
Saikh Abdul Qodir al-Jailani: Saat Umat Saling Mengkafirkan
Negeri Baghdad sedang mengalami kekacauan. Umat Islam
terpecah belah. Para tokoh Islam menjadikan khutbah Jum’at sebagai ajang untuk
saling mengkafirkan. Di saat bersamaan, seorang Abdul Qadir Al-Jailani muda
diamanati oleh gurunya, Syekh Abu Sa’ad Al-Muharrimi untuk meneruskan dan
mengembangkan madrasah yang telah didirikannya.
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani lalu berpikir bahwa perpecahan
di antara umat Islam adalah akar masalah pertama yang harus segera disikapi,
ilmu pengetahuan tidak pada posisinya yang benar jika hanya digunakan sebagai
dalih untuk saling menyesatkan di antara sesama saudara.
Di tengah kegelisahannya atas keadaan umat Islam pada saat
itu, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani berniat untuk menemui setiap tokoh dari
masing-masing kelompok, niat memersatukan umat Islam tersebut ia lakukan dengan
sabar dan istiqomah, meskipun hampir dari setiap orang yang dikunjunginya
justru menolak, mengusir, atau bahkan berbalik memusuhinya.
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani tetap teguh kepada prinsipnya,
bahwa perpecahan Islam di sekitarnya tidak bisa didiamkan, melalui madrasah
yang sedang dikembangkannya, dia mulai melakukan penerimaan murid dengan tanpa
melihat nama kelompok dan status agama.
Labels:
Warta Berita
Senin, 22 Juli 2013
Syair-Syair Simbah KH. Muhammad MUnawwir Rahimahullah
Oleh: KH. Hilmy Muhammad
KH. Muhammad Munawwir rahimahullah memiliki beberapa syair
atau petuah-petuah bijak yang menjadi favorit beliau. Berikut syair-syair
tersebut sebagaimana dalam buku manaqib sejarah beliau, antara lain:
- Mengutip Imam Abu
Sulayman al-Khaththabi, sebagaimana diriwayatkan oleh KH. Umar (Kempek,
Cirebon):
ÙˆَÙ„َسْتُ بِسَائِÙ„ٍ Ù…َا دُÙ…ْتُ ØَÙŠًّا
# Ø£َسَارَ الخَÙŠْÙ„ُ Ø£َÙ…ْ رَÙƒِبَ الأَÙ…ِÙŠْرُ
(Selama aku hidup, aku tidak akan bertanya (dan tidak
peduli), apakah yang berlari kuda, ataukah Amir yang menaikinya)
Barangkali antara maksudnya: ketika seseorang sudah
menetapkan diri untuk mondok ya harus siap dengan segala konsekwensinya, yaitu
beruzlah dan mengasingkan diri dari berbagai hal yang mungkin terjadi di
sekitarnya dan mengganggu konsentrasi belajarnya.
Labels:
Warta Berita
Selasa, 02 Juli 2013
Mahfud MD: Santri Juga Bisa Memimpin Bangsa
Pesantren yang merupakan lembaga pendidikan tertua bangsa ini
dulunya dikatakan sebagai pendidikan kelas 2. Sebab lembaga pendidikan yang
langsung dinahkodai oleh kiai dianggap hanya mampu mendidik santri memahami
fikih saja seperti bisa shalat dan sejenisnya namun seiring perkembangan zaman
pesantren yang eksis hingga saat ini santri-santrinya juga bisa memimpin
bangsa.
Hal itu dikemukakan Mahfud MD saat memberikan tausiyah dalam
Haflah Akhirus Sanah Pesantren Hadziqiyah desa Gemiring Lor kecamatan Nalumsari
kabupaten Jepara, Ahad (30/6) siang.
Labels:
Warta Berita
Rabu, 26 Juni 2013
Sekilas Pandang Tentang Anis Baswedan
“Indonesia tak ubahnya negara
kolonial, seperti dahulu belanda dan jepang menjajah.” Begitulah perkataan yang
kerap kali disuarakan oleh Anis Baswedan PH.D., dalam menghadapi kondisi negara
saat ini. Mereka beraanggapan bahwa warga Indonesia bukanlah sebagai tolak ukur
aset negara, melainkan aset adalah materi baik dari sektor kekayaan alam maupun
barang tambang yang bisa dimanfaatkan dan menjadi pundi-pundi uang. Beliau yang
sekarang masih menjabat menjadi Rektor Universitas Paramadina, dan penggagas Indonesia
Mengajar, melihat bahwa wacana fundamental ini haruslah diubah. Karena telah
terlalu lama menina bobokan masyarakat. Oleh karena itu, penting adanya
tindakan guna merekonstruksi ke wacana baru, yaitu Indonesia akan maju dengan
aset sumber daya mansianya. Bukan dari segi materi, akan tetapi memanfaatkan
kemampuan dan kelebihan yang dimiliki bagi setiap lapisan masyarakat.
Syafi'i Ma'arif: Kejujuran Bernegara
Semakin panjang jalan yang dilalui kemerdekaan bangsa yang
sampai detik ini menjelang 68 tahun, semakin tersibak penyimpangan kelakuan
kolektif kita, terutama seperti yang diperagakan oleh sebagian kaum elite
Indonesia. Perasaan berdosa dan berdusta yang mengkhianati sumpah jabatan sudah
dianggap ringan tanpa beban moral sama sekali. Lihatlah di layar kaca
wajah-wajah para tersangka korupsi yang menebar senyum, tak semiang pun
terlihat tanda penyesalan.
Pertanda apa semua pertujukan hitam ini? Jawabannya tunggal:
sebagian elite bangsa ini secara moral sedang pingsan. Nurani yang pada
dasarnya jujur dan bersih sudah lama tidak difungsikan. Akal sehat pun telah
tiarap berhadapan dengan kuatnya godaan materi, seks, dan kekuasaan.
Dalil-dalil agama yang sering dikutip hanyalah topeng untuk menutupi
keserakahan terhadap kesenangan duniawi yang tak pernah merasa puas. Perilaku
semacam ini jauh lebih busuk dari kelakuan mereka yang terang-terangan tidak
menyukai agama yang mungkin dalam batas-batas tertentu masih bermoral.
Labels:
Warta Berita
Rabu, 01 Mei 2013
Kalbu Vs Nafsu
Malaikat bersuara, setan turut melejit
Malaikat berkata putih setan merajuk hitam
Oooh berat mana jalan mengarah
Pergulatan hitam putih nampaknya akan selalu panas
Saling beradu ketangkasan
Tinggal mana yang kuat
Dan sanggup menembus raiso
Ataukah sampai pada naluri
Malaikat berkata putih setan merajuk hitam
Oooh berat mana jalan mengarah
Pergulatan hitam putih nampaknya akan selalu panas
Saling beradu ketangkasan
Tinggal mana yang kuat
Dan sanggup menembus raiso
Ataukah sampai pada naluri
Labels:
Sastra
Kamis, 18 April 2013
KH. Warson Munwawwir, Pionir Kamus Al-Munawwir Berpulang
Krapyak, 18 April 2013. KH. Ahmad Warsun Moenawwir, Penyusun
kamus Bahasa Arab -Indonesia “Al-Munawwir” yang masyhur itu berpulang pada usia
79 tahun. Almarhum wafat pada Kamis Pahing, 7 Jumadil Akhir 1434 H/18 April
2013 M tepat 3 hari sebelum peringatan haul ke-74 KH. M. Moenawwir yang
diadakan Ahad, 21 April 2013. Kondisi
suami dari NY. Hj. Husnul Khotimah ini sebelumnya sudah sering sakit-sakitan
karena faktor usia. Beliau lahir pada Jum’at Pon, jam 00.30, tanggal 22 Sya’ban
tahun Wawu (1865) 30 Nopember 1934/20 Sya’ban 1353 H.
Berita wafatnya Kyai Warsun mulai tersebar sejak pukul 06.00
pagi tadi. berdasarkan informasi yang diterima redaksi, selepas shubuh tadi
almarhum sempat di bawa ke rumah sakit. Namun Allah berkehendak, Kyai Warsun
menghembuskan nafas terakhir dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Kyai Warsun meniggalkan 1 istri dan 2 orang putra, serta 4
orang cucu. Jenazah akan dimakamkan di
makam Dongkelan berdampingan dengan keluarga Pondok Pesantren Al-Munawwir yang
lain pada Kamis, 18 April 2013, pukul 16.00 wib. Selamat jalan Guru, karyamu
akan terus hidup sebagai amal jariyah yang selalu mendampingimu. (Krapyak.org)
Labels:
Warta Berita
Sabtu, 06 April 2013
Mentri Nyentrik Dahlan Iskan
Di tengah perasaan saya yang galau dan pesimis melihat
Indonesia, salah satu mentri belagak nyentrik tak kehabisan gaya Dahlan Iskan
memeberikan penawar, sehingga rasa optimis kembali terbuka. Tidak ketinggalan
juga gubernur DKI Jakarta juga waklinya, Joko widodo (Jokowi) dan Basuki
Tjahaja Purnama (Ahok) juga mengisi daftar pemimpim pemimpin nyentrik kala ini.
Saya sekarang tidak mau banyak cerita, namun sekedar share berita
tentang mentri satu ini, Dahlan Iskan. Karena
gayanya mengundang decak kagum, dan inspiratif, semilsal berita yang mau saya
share kali ini tanggapan beliau dalam memajukan perekonomian Indonesia,
bagaimana beliau memberikan optimistis dan solusi supaya masyarakat jelata
maupun elit saling bersinergi. Berikut ceritanya..
Setiap negara memiliki cara masing-masing untuk membangkitkan
ekonominya. Menurut Menteri BUMN Dahlan Iskan, Indonesia punya tiga modal untuk
mendongkrak ekonominya. Apa saja?
Labels:
Warta Berita
Selasa, 02 April 2013
Awalnya, Syaikh Buty Membuat "Gerah" Salafi-Wahabi
Syekh Said Ramadhan Al-Buthi adalah tokoh utama kelas dunia
dari kalangan Sunni atau Ahlussunnah wal Jama’ah. Beliau tidak hanya dikenal
sebagai seorang sufi, namun juga ahli syariat sekaligus ahli hakikat, dan
argumentator Sunni terhadap serangan-serangan non-Sunni. Ini diakui baik di
Suriah maupun di dunia Muslim lainnya.
Salah satu dari kehebatan Syekh Buthi adalah kemampuannya
berargumentasi terhadap serangan-serangan kelompok takfiriyah yang suka
mengkafirkan kelompok Asy’ari (Sunni), juga suka mengkafirkan amalan-amalan
fadhilah dan lain sebagainya. Syekh Buthi ini paling gigih dan paling jitu
untuk melawan mereka.
Ada dua karya Syekh Buthi yang membuat “gerah” kelompok
Wahabi dan Salafi yang ada di Suriah dan di dunia muslim pada umumnya. Pertama
bukunya yang berjudul al-La Mazhabiyyah: Akhtoru Bid'atin Tuhaddidus Syariah
Islamiyyah, yang artinya bahwa pemikiran non madzhab adalah bid’ah baru yang
dapat merusak pemikiran syari'ah. Ringkasnya, buku itu menjelaskan bahwa orang
memahami Islam itu harus dengan pola berfikir. Nah pola berfikir itu dengan
metodologi ijtihad yang tidak bisa hanya diserahkan orang-perorang yang tidak
memenuhi syarat untuk itu. Menurut Syekh Buthi, bagi mereka yang melakukan itu
samalah artinya dia merusak Islam karena dia akan memelencengkan makna yang
sesungguhnya dari Islam itu sendiri. Buku ini sangat terkenal dan jitu sekali
untuk melawan Wahabiyah dan kelompok takfiriyah tadi.
Kedua, buku Syekh Buthi yang berisi uraian tentang Salafi
yakni As-Salafiyyah. Bahwa menurutnya, Salafi ini bukan madzab tapi suasana
keagamaan pada zaman as-salafus salih. Jadi Salafi bukan merupakan pola
pemikiran tapi fakta kehidupan darus salam itu yang damai.
Labels:
Warta Berita
Selasa, 26 Maret 2013
Revival Ideologi Pancasila
Waktu terus bergulir masa lalu menjadi catatan sejarah. Sepertihalnya Indonesia yang telah melalui sejarah panjang serrta terekam pahit manisnya untuk meraih kemerdekaan. Perjuangan para pahlawan dan pengorbanan menaruhkan jiwa raga, semagat juang tak kenal lelah, tak pedulikan darah akan mengalir nyawapun menjadi taruhan, dengan alasan Indonesia akan merdeka, dan kelak akan menjadi bangsa mandiri sanggup berdiri di buminya sendiri. Seungguh perjuangan yang sangat luar biasa dengan niat yang tulus demi memperjuangkan harga diri supaya tidak diinjak-injak para penjajah. Dan ahirnya perjuangan para pahlawan tak sia-sia, membuahkan kuasa hingga kalimat MERDEKA menggema di penjuru nusantara. Kini torehan para pahlawan menjadi catatan emas sejarah, yang seharusnya kita ucapkan terimakasih, mendoakan para pahlawan, dan apresiasi dengan meneruskan perjuanganya.
Labels:
Opini
Hataman Qur'an dan Tahlil Untuk KH. Ali Maksum
(20/02/13)
Rabu sore bertempat di salah satu kediaman alumni pondok pesantren Krapyak di
Tajamu’ Awwal salah satu kawasan yang berada di ibu kota Cairo, mengadakan
peringatan Khoul KH. Ali Maksum yang ke-24. Dalam acara ini dihadiri Bapak
Muhammad Saifudin dan Bapak Ikhwani, selaku senior alumni Pondok Pesantren
Krapyak, dan para alumni yang berada di Mesir. Juga turut berpartisipasi para
alumni Pondok Pesantren Liroboyo, Tebu Ireng,
Matoli’ Kajen Pati, an dalam
acara Khoul ini.
Khoul
diadakan selain mengenang dan mendo’akan Kh. Ali Maksum juga sebagai ajang
silaturahmi antara alumni Krapyak yang tersebar di Cairo. Dan sebagai hormat
ta’dzim kami terhadap jasa-jasa mulia beliau yang telah banyak menginspirasi
hingga santrinya telah menyebar di penjuru nusantara bahkan dunia. Acara ini
diisi dengan hataman al-Quran, pembacaan Tahllil, Mau'idoh Hasanah yang
disampaikan oleh Bapak Muhammad Saifudin Ma. dan Bapak Ikhwani, kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah.
Labels:
Warta Berita
Minggu, 24 Februari 2013
"Bumi Membiru Akibat Status Facebook"
Bumi
kini “membiru”, mungkin langit terlihat biru disebabkan karena proses Rayleight
Scattering atau hamburan cahaya, dimana cahaya matahari berbenturan dengan
molekul gas dan partikel pertikel kecil dalam atmosfir bumi. Sedangkan matahari
mempunyai paduan semua warna, dari merah, kunging, hijau, hingga ungu, akan
tetapi dari sekian banyak warna, warna birulah yang mempunyai panjang gelombang
yang rendah kemudian akan teraborsi lebih banyak dibandingkan dengan warna yang
lain, sehingga warna biru yang dominan terlihat oleh mata. Saya disini bukanlah
mau membahas teori ilmiah tentang kenapa langit membiru, tapi disini akan
menceritakan uneg uneg yang sedikit menggelitik pikiran saya.
Labels:
Opini
Kamis, 14 Februari 2013
Kerendah Hatian Gus Dur (KH. Abrurohman Wahid)
Sumber: Kumpulan Foto Ulama Dan Habaib
Oleh: Nuruddin Hidayat
Suatu ketika Gus Dur berkenan menghadiri undangan di daerah
Tegal. Seperti biasa Gus Dur selalu didampingi pengawal dan supir serta
beberapa orang lain yang menemani perjalanan beliau.
Perjalanan ini merupakan rangkaian dari beberapa undangan
dari warga Nahdliyin kepada beliau untuk menghadiri acara Haul para Kyai dan
acara PKB di daerah yang ketika itu dipimpinnya.
Dari Jakarta kami ke Surabaya dan keliling ke beberapa daerah
di Jawa Timur diteruskan ke Jawa Tengah. Dari Semarang kami melanjutkan ke
daerah Tegal lewat jalan darat. Memang ada pengusaha yang menawarkan Helicopter
untuk dipergunakan selama perjalanan oleh beliau. Namun dengan halus beliau
menolaknya.
Suatu ketika aku (NH) bertanya: “Pak, itu Pak …(X)… nawarin
Heli kok dipun tolak?”
Labels:
Warta Berita
Kamis, 31 Januari 2013
Sekilas Tentang Mbah Kiyai Zainuddin Mojosari Nganjuk
Seumber: Aqil Fikri
Mbah Kiyai Zainuddin adalah ulama besar Nusantara yang
"paling tidak terekspose" bila dibanding dengan ulama-ulama
seangkatannya semisal Syekh Nawawi al-Bantaniy, Syekh Sholeh Darat (guru
beliau), Syekh Kholil Bangkalan, KH. Dimyathi Tremas Pacitan, Syekh Asnawi
Kudus.
Ketika dulu para santri masih menggunakan sitem rihlah
(kelana), maka Mbah Kiyai Zainuddin adalah salah satu ulama "wajib"
yang dituju para santri pada zaman itu dalam rangka menyempurnakan keilmuan
para santri. Dari segi usia memang beliau paling muda dengan teman
seangkatannya namun beliau yang paling akhir meninggal dunia (menurut
keterangan salah satu santrinya wafat beliau tahun 1954).
Beliau menempati sebuah pondok tua yaitu di Mojosari Loceret
Nganjuk. Mungkin karena secara geografis berada di kaki gunung Wilis, maka
beliau "tidak banyak diekspose" dibanding sahabat-sahabatnya, karena
memang dalam sejarahnya beliau cenderung bergerak dalam keilmuan tasawwuf.
Labels:
Warta Berita
Kamis, 24 Januari 2013
Toleransi, Filosofi Sayur Kotok
Hidup di perantauan, meranatu ke negeri orang untuk menimba
ilmu. Jauh dari keluarga sanak saudara, pastilah membutuhkan tenaga lebih untuk
memfasilitasi keperluan hidup sehari hari, ketika hidup bersama orang tua, hidup
enak terasa serba ada dan serba dilayani, kemudian ketika terbang menuju negara
asing, tiba tiba kehidupan itu berubah begitu saja. Akan tetapi hidup di
perantauan pastilah akan menemukan dunia dan keluarga baru, yaitu teman teman
yang akan tinggal dan hidup dalam satu atap rumah, untuk mengadu nasib bersama.
Di sinilah keluarga baru, di mana satu sama lain harus saling melengkapi,
melayani, juga berembuk bagaimana rumah itu tetap harmonis dan nyaman untuk untuk
bernafas. Yang paling penting, ketika perut ini terisi maka damailah semua.
Olleh karena itu, kami berinisiatif mengatur jadwal memasak supaya perut tenang
dan perut tidak meronta ronta karena telat jadwal.
Labels:
Opini
Makan Satu Nampan
makan satu nampan
duduk berjejeran
berbentuk lingkaran
tak peduli desak desakan
makan tetap berjalan
makan bebarengan
senangnya tak karuan
Labels:
Sastra
Langganan:
Postingan (Atom)