Bumi
kini “membiru”, mungkin langit terlihat biru disebabkan karena proses Rayleight
Scattering atau hamburan cahaya, dimana cahaya matahari berbenturan dengan
molekul gas dan partikel pertikel kecil dalam atmosfir bumi. Sedangkan matahari
mempunyai paduan semua warna, dari merah, kunging, hijau, hingga ungu, akan
tetapi dari sekian banyak warna, warna birulah yang mempunyai panjang gelombang
yang rendah kemudian akan teraborsi lebih banyak dibandingkan dengan warna yang
lain, sehingga warna biru yang dominan terlihat oleh mata. Saya disini bukanlah
mau membahas teori ilmiah tentang kenapa langit membiru, tapi disini akan
menceritakan uneg uneg yang sedikit menggelitik pikiran saya.
Memang
pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial, bukanlah tunggal yang bisa berbuat
apa apa dengan dirinya sendiri, kemudian dalam laman biru ini mempermudah seseorang
bisa berinteraksi dengan ribuan orang dari penjuru dunia. Mungkin inilah salah
satu faktor kenapa FB dapat sedemikian pesat penyebarannya disamping didukung
dengan fitur fitur menarik masa kini. Dari sekian banyak fitur FB, status
adalah salah satu yang sering banyak digunakan, bahkan mungkin bisa dikatakan
wajib, sekan FB itu mati tanpa status.
Hal
itu terbukti karena aktifitas status silih berganti selalu ramai menghiasi laman
FB. Ketika seseorang mengupdate status, maka orang orang yang menjadi
kerabat dalam FB akan turut berpartisipasi untuk memberikan like atau komentar,
sehingga selain ramai status juga ramai notification dari komentar
maupun likers. Dari sinilah status menjadi candu, kegemaran seorang
untuk mengupdate status dengan latar belakang dan berbagai macam alasan
masing masing, dari sekedar untuk menunjukkan keeksistensiannya dengan berbagi
status berbau edukasi, sharing, dan curhat, menunagkan beberapa gelintir
curahan hati kedalam status.
Sebagai
politikus status digunakan menjadi alat perang dengan orasi orasi yang berbau
politis, guna mendukung misi visi yang diusung. Entah hanya umbar janji supaya
menarik simpatisan sebagai pencitraan atau menjadi bukti kerja dengan digunakan
menjadi alat transparansi apa apa yang seharunsynta dilakukan ketika menjadi
seorang politikus.
Seorang
yang sedang galau, hatinya bagai sambal, sudah diuleg uleg pedas lagi. Rasanya
berat kalau dipendam sendiri kemudian ngin mencurahkan isi hatinya, siapa tahu
dapat solusi dari komentar komentar yang orang berikan. Tapi bagi mereka yang
alay lebay, dengan seneaknya aja mengupdate status ta bermutu. semisal, ah saya
lapar, nguntuk nih huammmmmm, dsb.
Kemudian
bagi kalangan intelektual menjadikan status sebagai wadah menyalurkan ide
kreatif edukatif, tukar pikiran, dan menyalurkan ilmunya. Di sini status
menjadi nilai positif bagi para intelektual yang dapat memanfaatkan FB terutama
status, supaya tidak terkungkung dalam buaian laman biru, sehingga status
menjadi hal yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Dampak positif juga
berimbas pada para pembaca setia, karena si pembaca bisa mengambil manfaat,
tersalurkannya dan mendapat ilmu. Status seperti ini cenderung dinanti nanti,
sebut saja tokoh Kyai sekaligus budayawan, Gus Mus dan Cak Nun, kemudian
motifator kondang Indonesia Mario Teguh, Andrie Wongso, dll.
Begitu
banyaknya aktifitas status Fb setiap harinya, dari sebagian orang orang diatas
untuk menunjukkan eksitensinya, sehingga laman biru menjadi pekerjaan baru yang
menyapa kemudian mengukuti alur menjamurnya FB dari semua kalangan di penjuru
dunia, yang ingin mengupdate sekedar status atau bisa memanfaatkan laman
tersebut. Lalu apa statusmu…?
status saya adalah... *jeng jeng jeng* :)
BalasHapusjeng jeng jeng bukannya suara gitar ya yan..? :D
Hapus