Sabtu, 17 Agustus 2013

17 Agustus & Swedes


Sekilas tentang Swades, Swades adalah sebuah film india yang dirilis pada tahun 2004. Film diproduseri oleh Ashuthos Gowariker dan dibintangi bintang Holywood Shahrukh Khan dan aktris cantik nang anggung Gayatri Joshi. Paduan antara aktor tampan, aktris cantik, dan didukung pemain-pemain handal lain, sangat apik dalam menyajikan film mengusung tema edukatif, sosiali, dan nasionalis. Dan menurut saya film ini adalah salah satu film India yang wajib untuk ditonton.

17 Agustus dan Swades, lantas apa hubungannya..?mengingat tanggal 17 agustus adalah dimana Ir. Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945 silam. Dan kemudian menjadi rutinitas tahunan bagi warga Indonesia dari penjuru nusantara mengadakan peringatan dengan mengadakan upacara kemerdekaan. Bahkan antusiasme dan semaraknya sudah tercium jauh sbelumnya, dengan diadakannya berbagai macam perlombaan.


Upacara atau lomba menurut pribadi adalah sebuah simbolis saja. Bukan berarti tidak penting, akan tetapi akan lebih baiknya didukung sikap mengahragi perjuangan para pahlawan bangsa, dengan tambahnya cinta terhadap negara dan menjaga NKRI ini dari berbagai macam tindak negatif. Mengapa demikian, karena sikap berbangsa dan bernegara nampaknya sudah mulai luntur, terlihat dari kondisi sosial yang tumpang tindih, kondisi pemerintahan yang tidak hentinya tersandung kasus korupsi. Lalu dimana jiwa nasionalisme kita ketika melihat masih carut marutnya permasalahan bangsa ini.

Oleh karena itu film Swades nampaknya perlu menjadi tontonan setelah melaksanakan upacara dan mengisi waktu libur. Dimana film tersebut merefleksikan pentingnya sikap sosialis, nasionalis, dan pentingnya edukasi. Dengan mengajak semua elemen masyarakat tidak peduli kaya-miskin, pejabat-jelata untuk berperan serta dalam memperbaiki bangsa selagi bisa dan semampunya. Tanpa mengungkit kesalahan orang lain, dan tidak menunggu komando dari pemerintah. Dan film ini adalah sebagai contoh bagaimana cara mengekspresikan hidup bersosial dan bernegara.

Dalam critanya mengkisahkan Mohan yang diperankan oleh Shahrukh Khan bekerja di NASA dan sudah lama tinggal di Amerika dengan kehidupan serba mapan dan terjamin. Ditengah sibuk mengurusi pekerjaanya tiba-tiba teringat seorang ibu angkatnya yang telah lama ia tinggalkan. Seketika itu mempunyai inisiatif untuk mengambil cuti untuk menengok ibu angkatnya yang berada di India. Setelah sampai kampung halaman dan bertemu dengan ibu angkat ternyata juga dipertemukan dengan Gita yang diperankan oleh Gayatri Joshi, tidak lain adalah teman Mohan sewaktu kecil yang kini menjelma menjadi gadis dewasa, anggun, dan idealis. Telisik punya telisik ternyata antara Mohan dan Gita muncul chemisty dan ahirnya saling jatuh cinta.


Setelah itu juga, Mohan selama berada didekapan ibu angkatnya juga mendapati kisah tragis yang dialami dari kampung halamannya. Mulai dari kemiskinan, buta huruf, kelaparan, minim insfratruktur, dan korupsi. Hal itu membuatnya tercengang hingga meneteskan ari mata melihat bangsanya dengan segudang permasalahan. Atas keperihatinannya, ia berusaha untuk membantu meringankan beban, salah satunya dengan membuat aliran listrik. Karena pada awalnya kondisi kampung gelap gulita akibat sering mengalami mati listrik, setelah datangnya Mohan dengan kecerdikannya mampu membuat kampungya menyala kembali.
Mendekati akhir masa cuti dan ketika hendak kembali, ia mendapat dorongan kuat dari ibu angkatnya supaya untuk tetap tinggal, dan terikat kuat dengan kisah asmaranya dengan Gita yang tidak mau dinikahi kalau saja harus ikut ke Amerika. Dengan ketidak berdayaanya, ia tetap memutuskan untuk kembali ke Amerika.

Tidak berselang lama setelah menyelesaikan misinya, dengan berat hati ia memantapkan hati untuk kembali dan mengabdi kepada negara dan menemui tambatan hatinya. Dengan meninggalkan pekerjaan yang sudah lama digeluti, meninggalkan kehidupan yang sudah terjamin, dan dari kehidupan yang serba ada menjadi drastis keterbalikan. Tidak lain ketulusan ini adalah demi menjadikan tatanan nilai manusia yang lebih bermartabat dan cintanya terhadap negara, dan bukanlah karena harta.

Film ini juga menyinggung soal feminisme. Ketika Gita hendak dilamar seseorang laki-laki, akan tetapi dai pihak keluarga pelamar mengajukan persyaratan, bahwa setelah resmi menjadi istri nanti istri tidak diperkenankan bekerja. Sedangkan Gita adalah sosok idealis dan kukuh terhadap pendirian, juga aktifis sosial yang berprofesi sebagai guru. Dimana ia berjuang keras dikampungya untuk menumpas kebodohan dan pengangguran. Sontak ketika diajukan sarat demikian, Gita langsung melonjak dan menolaknya dengan penjelasan yang meyakinkan.

Ini hanya sekilas saja, masih banyak kisah menarik didalamnya. Tapi dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwa dalam poin-poin berikut., dimanapun kita merantau haruslah tetap ingat dan baiknya kembali ke asalnya. Hal ini menjadi manifestasi dari jiwa nasionalismenya tersampaikan, bukan malah memajukan negara orang lain. Berikut adalah poin-poin yang sekiranya bisa kita ambil dari film tersebut.

  • Nasionalisme yang tinggi, untuk turut berjuang memajukan bangsa tanpa menunggu pemerintah bergerak. Selagi bisa dilakukan, maka lakukanlah demi kepentingan bersama.
  • Kita adalah mahluk sosial, maka kita baiknya berjiwa sosialis. Dengan memperhatikan lingkungan sekitar dan saling membantu antara mahluk sosial.
  • Menghargai dan melestarikan adat budaya.
  • Bukan berarti semua adat istiadat harus ditiru, tapi lestarikanlah yang baik dan tinggalkan yang buruk, perbarui apa yang perlu dioerbarui.
  • Dimanapun kita pergi, Ibu Pertiwi adalah tempat kembali.
  • Negara adalah negara kita bersama, maka kitalah yang bertanggung jawab.
  • Bukan lagi zamanya diskriminasi terhadap perempuan, karena kecerdasan dan kemampuan bukanlah hanya milik kaum adam.
Poin-poin di atas yang bisa saya tangkap dari film Swades, merupakan poin-poin yang perlu kita terapkan dalam perilaku bernegara, sebagai manifestasi cinta terhadap negara dan menghargai perjuangan para pendiri bangsa. Mereka telah berjuang keras, merelakan harta benda bahkan nyawapun menjadi taruhan demi menggapai kemerdekaan. Tidak lain, supaya generasi kedepan bisa merasakan nikmatnya kemerdekaan jauh dari buruknya penjajahan. Apakah pantas darah pahlawan dibalas dengan penghianatan terhadap negara, semisal korupsi dll. Apakah pantas perjuangan para pahlawan demi menyejahterakan masyarakat Indonesia, dibalas dengan sikap apatis terhadap lingkungan atapun sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar