Sekilas tentang Swades, Swades adalah
sebuah film india yang dirilis pada tahun 2004. Film diproduseri oleh Ashuthos
Gowariker dan dibintangi bintang Holywood Shahrukh Khan dan aktris cantik nang
anggung Gayatri Joshi. Paduan antara aktor tampan, aktris cantik, dan didukung
pemain-pemain handal lain, sangat apik dalam menyajikan film mengusung tema
edukatif, sosiali, dan nasionalis. Dan menurut saya film ini adalah salah satu
film India yang wajib untuk ditonton.
17 Agustus dan Swades, lantas apa
hubungannya..?mengingat tanggal 17 agustus adalah dimana Ir. Soekarno memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945 silam. Dan kemudian menjadi rutinitas
tahunan bagi warga Indonesia dari penjuru nusantara mengadakan peringatan
dengan mengadakan upacara kemerdekaan. Bahkan antusiasme dan semaraknya sudah
tercium jauh sbelumnya, dengan diadakannya berbagai macam perlombaan.
Upacara atau lomba menurut pribadi
adalah sebuah simbolis saja. Bukan berarti tidak penting, akan tetapi akan
lebih baiknya didukung sikap mengahragi perjuangan para pahlawan bangsa, dengan
tambahnya cinta terhadap negara dan menjaga NKRI ini dari berbagai macam tindak
negatif. Mengapa demikian, karena sikap berbangsa dan bernegara nampaknya sudah
mulai luntur, terlihat dari kondisi sosial yang tumpang tindih, kondisi pemerintahan
yang tidak hentinya tersandung kasus korupsi. Lalu dimana jiwa nasionalisme
kita ketika melihat masih carut marutnya permasalahan bangsa ini.
Oleh karena itu film Swades nampaknya
perlu menjadi tontonan setelah melaksanakan upacara dan mengisi waktu libur.
Dimana film tersebut merefleksikan pentingnya sikap sosialis, nasionalis, dan
pentingnya edukasi. Dengan mengajak semua elemen masyarakat tidak peduli
kaya-miskin, pejabat-jelata untuk berperan serta dalam memperbaiki bangsa
selagi bisa dan semampunya. Tanpa mengungkit kesalahan orang lain, dan tidak
menunggu komando dari pemerintah. Dan film ini adalah sebagai contoh bagaimana cara
mengekspresikan hidup bersosial dan bernegara.
Dalam critanya mengkisahkan Mohan
yang diperankan oleh Shahrukh Khan bekerja di NASA dan sudah lama tinggal di
Amerika dengan kehidupan serba mapan dan terjamin. Ditengah sibuk mengurusi
pekerjaanya tiba-tiba teringat seorang ibu angkatnya yang telah lama ia
tinggalkan. Seketika itu mempunyai inisiatif untuk mengambil cuti untuk
menengok ibu angkatnya yang berada di India. Setelah sampai kampung halaman dan
bertemu dengan ibu angkat ternyata juga dipertemukan dengan Gita yang
diperankan oleh Gayatri Joshi, tidak lain adalah teman Mohan sewaktu kecil yang
kini menjelma menjadi gadis dewasa, anggun, dan idealis. Telisik punya telisik
ternyata antara Mohan dan Gita muncul chemisty dan ahirnya saling jatuh
cinta.
Setelah itu juga, Mohan selama berada
didekapan ibu angkatnya juga mendapati kisah tragis yang dialami dari kampung
halamannya. Mulai dari kemiskinan, buta huruf, kelaparan, minim insfratruktur,
dan korupsi. Hal itu membuatnya tercengang hingga meneteskan ari mata melihat
bangsanya dengan segudang permasalahan. Atas keperihatinannya, ia berusaha
untuk membantu meringankan beban, salah satunya dengan membuat aliran listrik. Karena
pada awalnya kondisi kampung gelap gulita akibat sering mengalami mati listrik,
setelah datangnya Mohan dengan kecerdikannya mampu membuat kampungya menyala
kembali.
Mendekati akhir masa cuti dan ketika hendak
kembali, ia mendapat dorongan kuat dari ibu angkatnya supaya untuk tetap tinggal,
dan terikat kuat dengan kisah asmaranya dengan Gita yang tidak mau dinikahi
kalau saja harus ikut ke Amerika. Dengan ketidak berdayaanya, ia tetap
memutuskan untuk kembali ke Amerika.
Tidak berselang lama setelah
menyelesaikan misinya, dengan berat hati ia memantapkan hati untuk kembali dan
mengabdi kepada negara dan menemui tambatan hatinya. Dengan meninggalkan
pekerjaan yang sudah lama digeluti, meninggalkan kehidupan yang sudah terjamin,
dan dari kehidupan yang serba ada menjadi drastis keterbalikan. Tidak lain
ketulusan ini adalah demi menjadikan tatanan nilai manusia yang lebih
bermartabat dan cintanya terhadap negara, dan bukanlah karena harta.
Film ini juga menyinggung soal
feminisme. Ketika Gita hendak dilamar seseorang laki-laki, akan tetapi dai
pihak keluarga pelamar mengajukan persyaratan, bahwa setelah resmi menjadi
istri nanti istri tidak diperkenankan bekerja. Sedangkan Gita adalah sosok
idealis dan kukuh terhadap pendirian, juga aktifis sosial yang berprofesi
sebagai guru. Dimana ia berjuang keras dikampungya untuk menumpas kebodohan dan
pengangguran. Sontak ketika diajukan sarat demikian, Gita langsung melonjak dan
menolaknya dengan penjelasan yang meyakinkan.
Ini hanya sekilas saja, masih banyak
kisah menarik didalamnya. Tapi dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwa dalam
poin-poin berikut., dimanapun kita merantau haruslah tetap ingat dan baiknya
kembali ke asalnya. Hal ini menjadi manifestasi dari jiwa nasionalismenya
tersampaikan, bukan malah memajukan negara orang lain. Berikut adalah poin-poin
yang sekiranya bisa kita ambil dari film tersebut.
- Nasionalisme yang tinggi, untuk turut berjuang memajukan bangsa tanpa menunggu pemerintah bergerak. Selagi bisa dilakukan, maka lakukanlah demi kepentingan bersama.
- Kita adalah mahluk sosial, maka kita baiknya berjiwa sosialis. Dengan memperhatikan lingkungan sekitar dan saling membantu antara mahluk sosial.
- Menghargai dan melestarikan adat budaya.
- Bukan berarti semua adat istiadat harus ditiru, tapi lestarikanlah yang baik dan tinggalkan yang buruk, perbarui apa yang perlu dioerbarui.
- Dimanapun kita pergi, Ibu Pertiwi adalah tempat kembali.
- Negara adalah negara kita bersama, maka kitalah yang bertanggung jawab.
- Bukan lagi zamanya diskriminasi terhadap perempuan, karena kecerdasan dan kemampuan bukanlah hanya milik kaum adam.
Poin-poin di atas yang bisa saya tangkap
dari film Swades, merupakan poin-poin yang perlu kita terapkan dalam perilaku
bernegara, sebagai manifestasi cinta terhadap negara dan menghargai perjuangan
para pendiri bangsa. Mereka telah berjuang keras, merelakan harta benda bahkan
nyawapun menjadi taruhan demi menggapai kemerdekaan. Tidak lain, supaya
generasi kedepan bisa merasakan nikmatnya kemerdekaan jauh dari buruknya
penjajahan. Apakah pantas darah pahlawan dibalas dengan penghianatan terhadap
negara, semisal korupsi dll. Apakah pantas perjuangan para pahlawan demi
menyejahterakan masyarakat Indonesia, dibalas dengan sikap apatis terhadap
lingkungan atapun sesama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar