Senin, 24 Februari 2014

Sepenggal Kisah KH. Zainal Abidin Munawwir

Tidak ku sangka malam itu selepas maghrib tanggal 15-2-2014 terdengar kabar bahwa ulama’ tawadu’, sang wira’I KH. Zainal Abidin Munawwir asal Krapyak Yogyakarta menghembuskan nafas terahir menghadap Sang Kuasa. Sentak saya bengong, karena masih terngiang setelah lama tidak berjumpa, tentang sosok beliau yang terlihat dingin wajahnya, sudah sepuh (tua) tapi masih terlihat segar dan kuat, bahkan sehabis menunaikan sholat maghrib beliau selalu berdiri di pintu masjid, karena santri selalu menghadang beliau untuk bersalaman, dan beliaupun tanpa bosan meladeni.

Sehari kemudian, para alumni santri Krapyak di Mesir mengadakan sholat Ghoib beserta Tahlil. Di daerah Qutomiya Cairo Mesir rumah senior Krapyak, Bp. Muhammad Saifuddin, Ma. untuk mendoakan beliau dan menyatakan bahwa KH. Zainal memang sosok yang baik, solih, alim. Acara dihadiri alumni senior Krapyak di Mesir, Bapak Hunaifi, Bapak Ikhwani, dan Bapak Muhammad Saifudin sendiri. Acara ditutup dengan membacakan Manaqib KH. Zainal Abidin Munawwir yang disampaikan ketiga alumni senior tersebut.

Rabu, 09 Oktober 2013

Peristiwa G30S 1965 Dan Indonesia Saat Ini

Hari ini kita kembali mengenang peristiwa G30S 1965. Tidak bisa dimungkiri, peristiwa 48 tahun silam itu sangat berpengaruh terhadap perjalanan bangsa Indonesia hingga saat ini.

Peristiwa G30S mengawali berbagai kejadian kelam dalam sejarah bangsa Indonesia. Pertama, G30S telah menjadi dalih bagi Soeharto untuk menumpas organisasi-organisasi kiri dan menggulung kekuasaan Soekarno. Kedua, G30S telah menjadi dalih bagi Soeharto untuk melakukan pembantaian massal terhadap jutaan bangsa Indonesia yang dicap ‘komunis’. Ketiga, pasca peristiwa itu Indonesia memasuki masa gelap, yakni kediktaroran rezim Orba yang berlangsung selama 32 tahun.

Di bawah rezim Orba, kehidupan ekonomi, politik, dan budaya bangsa Indonesia berubah total. Sebelum 1965, hampir semua sektor perekonomian sudah nyaris berada di bawah kendali bangsa Indonesia. Saat itu pemerintahan Soekarno berambisi besar membawa Indonesia menjadi negara berdikari secara ekonomi. Namun, sejak Orba berkuasa, modal asing dipanggil kembali untuk mengeruk kekayaan alam bangsa Indonesia. Tak hanya itu, aset-aset ekonomi beralih ke tangan swasta, baik swasta asing maupun swasta domestik/kroni Soeharto.

Selasa, 01 Oktober 2013

Biografi Prof. Dr. KH. Ali Mustofa Yaqub, Pakar Hadis Indonesia



Muslimedianews ~ Indonesia boleh berbangga, karena masih banyak memiliki ulama-ulama yang dibanggakan bukan hanya oleh warganya tetapi juga oleh para ulama dari berbagai penjuru dunia. Kalau dulu kita mengenal Syaikh Nawawi al-Bantani dan Syaikh Yasin al-Faddani, sekarang kita masih memiliki banyak sosok yang membanggakan, diantaranya adalah Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub.

Daftar Isi:

1.      Latar Belakang KH. Ali Mustafa Yaqub
2.      Pendidikan KH. Ali Mustafa Yaqub
3.      Ulama Luar Negeri Datang ke Indonesia dan Uji KH. Ali Mustafa Yaqub
4.      KH. Ali Mustafa Yaqub Mulai Aktif Berdakwah
5.      Karya-karya KH. Ali Mustafa Yaqub
6.      Pemikiran KH. Ali Mustafa Yaqub dalam Ilmu Hadits
7.      Kritikan KH. Ali Mustafa Yaqub Terhadap Syaikh Al-Albani

1.      Latar Belakang KH. Ali Mustafa Yaqub

Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA lahir di Kemiri, Batang, Jawa Tengah, pada tanggal 2 Maret 1952 M dari sebuah keluarga yang taat menjalankan agama.

Domisili beliau sekarang di Jl. SD. Inpres No. 11 RT.002 RW.09 Pisangan-Barat Ciputat 15419 Tangerang-Selatan Banten.

2.      Pendidikan KH. Ali Mustafa Yaqub

Selasa, 10 September 2013

Prof. Dr. Ahmed Mahmod Karimah (Ulama' al-Azhar Mesir) Dalam Kuliahnya Di UIN Syarif Hidayatullah

Kedatangan salah satu Ulama Al-Azhar ahli Ushul Fiqh Prof. Dr. Ahmed Mahmod Karimah dimanfaatkan benar oleh Fak. Dirasat Islamiyyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam kunjungan beliau sebagai delegasi Al-Azhar atas undangan Kementerian Agama RI untuk menghadiri Simposium Internasional II tentang Madrasah in The Global Context, sebagai salah satu pembicara utama, beliau masih menyempatkan waktunya yang sangat singkat di Jakarta untuk memberikan kuliah umum di FDI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam acara yang diselenggarakan oleh FDI pada hari Rabu, 4 September 2013 tersebut, beliau membuka pemaparannya dengan menyampaikan betapa pentingnya ilmu  dan ahli ilmu memiliki derajat yang sangat tinggi. Dilanjutkan kemudian dengan pemaparan terkait perbedaan dan pertentangan pendapat madzhab yang terjadi di antara ulama fikih.

Dalam presentasinya beliau menekankan pentingnya saling menghargai dan tetap menghormati pendapat yang berbeda. Karena sebenarnya perbedaan tersebut tidak dalam level dasar prinsip (syariah), melainkan sebatas furu’ (fikih). Dan tidak diperkenankan pula mengkultuskan satu madzhab dari yang lainnya, karena semua pendapat tersebut berangkat dari upaya ijtihad para ulama. Oleh karenanya tidak pula diperkenankan bagi kita untuk membenarkan satu dari madzhab lainnya, karena setiap itjihad dapat mengandung kebenaran dan kesalahan, dan hanya Allah yang mengetahui kebenaran yang mutlak.

Jumat, 06 September 2013

Janji Kemerdekaan


Kibarannya membanggakan. Merah-Putih berkibar gagah di tiang bambu depan rumah batu. Rumah sepetak kecil, alasnya tanah, dan atapnya genteng berlumut. Berlokasi di tepi rel kereta tak jauh dari Stasiun Jatibarang, rumah batu itu polos tanpa polesan material mewah.

Pemiliknya jelas masih miskin. Namun, dia pasang tinggi bendera kebanggaannya. Seakan dia kirim pesan bagi ribuan penumpang kereta yang tiap hari lewat di depan rumahnya: Kami juga pemilik sah republik ini. Kami percaya di bawah bendera ini kami juga akan sejahtera!

Yang miskin telah menyatakan cinta dan bangga kepada negerinya. Keseharian hidupnya mungkin sulit, mungkin serba kerontang. Mungkin tak punya tabungan di bank, tetapi tabungan cintanya kepada republik ini luar biasa banyak. Negeri ini masih dicintai dan dibanggakan rakyatnya tanpa syarat.

Minggu, 18 Agustus 2013

Cara Menganalisis Konflik


Dalam acara launching dan bedah buku Prahara Suriah di Univ Paramadina, dua akhwat berjilbab lebar hadir dan duduk paling depan. Kelihatannya mereka tekun menyimak pemaparan para pembicara, termasuk saya. Namun saya sungguh kaget saat salah satu dari akhwat itu berbicara di sesi tanya jawab. Dia menujukan pernyataan (bukan pertanyaan) kepada Wakil Dubes Suriah, kurang lebih, “Sebenarnya saya tidak perlu semua pembicaraan ini [sambil menujuk ke arah para pembicara]. Saya hanya ingin menyampaikan pesan kepada saudara-saudara Sunni saya di Suriah, tolong sampaikan kepada mereka permintaan maaf saya karena saya tidak bisa melakukan apa-apa untuk membantu mengurangi penderitaan mereka.”

Sungguh tak saya sangka rupanya si akhwat itu tadi selama hampir tiga jam duduk di depan saya sambil menulikan pendengaran dan menutup pengelihatannya. Meskipun tak bicara blak-blakan, tapi nadanya mengandung emosi, jelas sekali si akhwat tetap berpegang pada paradigma yang dibawanya sejak awal, yaitu bahwa ini adalah konflik Sunni-Syiah dan kaum Sunni menjadi korban kezaliman rezim Syiah Assad (sebagaimana yang didengungkan berbagai ormas Islam pendukung jihad ke Suriah selama ini).

Sabtu, 17 Agustus 2013

17 Agustus & Swedes


Sekilas tentang Swades, Swades adalah sebuah film india yang dirilis pada tahun 2004. Film diproduseri oleh Ashuthos Gowariker dan dibintangi bintang Holywood Shahrukh Khan dan aktris cantik nang anggung Gayatri Joshi. Paduan antara aktor tampan, aktris cantik, dan didukung pemain-pemain handal lain, sangat apik dalam menyajikan film mengusung tema edukatif, sosiali, dan nasionalis. Dan menurut saya film ini adalah salah satu film India yang wajib untuk ditonton.

17 Agustus dan Swades, lantas apa hubungannya..?mengingat tanggal 17 agustus adalah dimana Ir. Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945 silam. Dan kemudian menjadi rutinitas tahunan bagi warga Indonesia dari penjuru nusantara mengadakan peringatan dengan mengadakan upacara kemerdekaan. Bahkan antusiasme dan semaraknya sudah tercium jauh sbelumnya, dengan diadakannya berbagai macam perlombaan.