AsmaMu selalu bergema di sela
sela waktu, dan tidak mengenal waktu. Baik itu bersua melalui manusia manusia kecil,
dewasa, hingga tua. Dan juga tidak mau ketinggalan, semua ciptaan seraya turut
berdendang melantunkan AsmaMu, menyembah memuji dan bersujud padaMu. Allah Maha
Besar, Pengasih, Penyayang, dan Engkaulah segala Maha, hanya kepadaMulah
semuanya bertumpu, hanya kepadaMulah pujian pujian terseru. Semoga kita
senantiasa selalu menjadi hamba yang menghamba.
Waktu itu masih berbaju
putih, celana abu abu dan berkopiah hitam, berstatus pelajar tingkat Aliyah,
tepatnya di Pondok Pesantren Krapyak Ali Maksum Yogyakarta .
Masa lalu yang selalu aku kenang, karena di situlah sumbangsing pesantren
dengan tercetaknya pribadi pribadi baik, membentengi dari pola pikir, dan
perlakuan yang negatif. Itu juga tidak luput dari dedikasi para kiai dan guru
guru, yang berjuang keras untuk mencerdaskan anak didiknya, untuknya aku
ucapkan banyak terimakasih. Begitu banyak kenangan tertulis mengisi diary
Aliyah, karena hari hari silih berganti terisi dengan suasana baru dengan
pengalaman yang berbeda pula. Hal itu tercipta, karena suasana pesantern dengan
bertemunya berbagai macam karakter lingkugan atau teman santri, dengan tingkah
masing masing, entah itu lucu, serius, bahkan terkadang sedikit
"anarkis", dan tentu saja ada juga romantisme, karena romansa dengan
lawan jenis "santri putra dengan santri putri" selalu menjadi cerita
yang menarik untuk didengar, ya itulah namanya hidup berjamaah. Pasti akan
menemukan suatu hal yang baru, dan banyak perbedaan yang ada ada saja.
Selain itu, suasana
intensitas kepesantrenan menambah nuansa hangat relgius. Seiring antusiasme
santri dalam mengkaji ilmu, meliputi sorogan "para santri setoran
atau membaca kitab di hadapan guru, yang sebelumnya santri melakukan pengkajian
terlebih dahulu", bandongan "guru membacakan dan menjelaskan
esensi kitab kepada para santri". Berikutnya aktifitas rutinitas
peribadatan, meliputi ibadah wajib serta berjamaah, membaca kitab suci, dan melantunkan
puji pujian atas namaMu dan sholawat atas Nabimu, dll.
Dan salah satu puji pujian
yang masih teringat dan membuat rindu akan suasana pesantren, yaitu lantunan
Asma al-Husna. Yang biasa dilakukan setiap kali akan melakukan sholat berjamaah
maghrib dan subuh, dan itu menjadi rutinitas yang masih berjalan hingga
sekarang, semoga juga untuk seterusnya.
Suatu yang menarik dari Asma
al-Husna di sini, yaitu bukan berbentuk perlafadz yang biasa kita temui, atau seperti
yang terdapat di bagian pembukaan atau bagian terahir dalam kitab al-Qur'an.
Akan tetapi Asma al-Husna bertuliskan nadzam, seperti halnya syi'ir yang
nantinya bagus untuk di lantunkan.
Kegiatan itu menjadi rutinitas
harian, yang biasa dilakukan oleh para santri baik itu santri tingkat Tsanawiyah
maupun Aliyah dan juga para guru pembimbing dengan bergiliran. Mereka berkumpul
dengan wajah wajah sumringah sambil menunggu gilirannya, yang bertempat di Mushola
asrama, dengan menggunakan pengeras suara. Jadi hampir dipastikan hingga sudut
sudut asrama terdengar lantunan Asma mulia itu. Hal itu membuat suasana
religius lebih dan selalu terasa, baik itu ketika jelang maghrib, subuh maupun
waktu waktu lainnya. Khususnya ketika waktu matahari hendak menyincingkan
cahanya, begitu juga ketika matahari hendak menampakkan sinarnya, dari pengeras
suara itu selalu setia menghadirkan nuansa khas, dengan mengeluarkan suara
dengan nada penuh samngat mangumandangkan AsmaMu.
Selain rutinitas yang
insyaAllah berkah dan menyejukkan untuk didengar. Hal itu bagi santri santri
yang lalin, menjadi sebagai tanda untuk segera beranjak dari aktifitas, bebersih
diri dan melanjutkan dengan berjama'ah sholat maghrib, dan beranjak bangun dari
istirahat untuk mecuci muka beewudlu
kemudian bersiap untuk sholat subuh.
Ya begitulah sedikit dari
gambaran tentang pesantern Krapyak, dengan berbagi aktifitasnya. Yang membuat, memori
tentangnya terurai kembali, sehingga rasa rindu itu muncul, kemudian dengan
apapun caranya berusaha untuk flashback, yang setidaknya untuk bisa
menutupi kerinduan itu.
subhanallah, sebaiknya memang setiap hari asmaul husna dikumandangkan :)
BalasHapusyupz, bagus itu :)
BalasHapussetelah ngebaca ini, aku jadi pengen masuk pesantren :)
BalasHapusAlhamdulillah, semoga dapat menginspirasi. Saya dukung keinginan mba amel :)
BalasHapussellu mnrik suasana di kota santri,,,,fullback donk gan http://oimthebia.blogspot.com/ :)) mksih
BalasHapusSayangnya sekarang ndak bisa lagi kang? T_T dipo-nya (.....)
BalasHapustapi harus tetep nadzoman terus.... :)