Kisah rusuh
Di bilik hati yang lusuh
Yang biasa tergerus,
Akibat labilitas jiwa
Karena hamba hampa
Yang sedang telunta lunta
Mengais setitik bintang
Ketika itu, mencoba menghantuk
Di setiap sudut pertolongan
Tapi sering kali kandas
Di tengah tengah,
Derasnya abstraksi keindahan "daging"
Memvisualisasikan deskripsi
Yang bersifat semu
Oh seseunnguhnya dimana letak titik itu
Berikan berikan berikan
Walaupun itu bintang jatuh
Senin, 24 Oktober 2011
Jumat, 21 Oktober 2011
Demi Yahudi, Obama Rela Dicaci
Jakarta (ANTARA News) - Dukungannya yang tak pernah goyah untuk negara Yahudi membuat dia dijuluki "Presiden Yahudi Pertama", dan tindakan Presiden AS Barack Obama dalam satu pekan belakangan menyulut caci-maki.
Dalam pidato di Sidang Majelis Umum PBB pada 21 September, Obama mengatakan ia frustrasi dengan sejumlah penundaan dalam proses perdamaian, tetapi tetap percaya bahwa sengketa tersebut harus diselesaikan lewat perundingan antara warga Israel dengan Palestina, dan bukan di PBB.
Presiden Amerika itu berbicara panjang lebar mengenai kemerdekaan dan kebebasan di Sudan Selatan, Pantai Gading, Tunisia, Mesir dan Libya --melalui Arab Spring. Tapi tak satu patah pun dilontarkannya mengenai hak kebebasan atau penderitaan orang Palestina.
Labels:
Warta Berita
Minggu, 16 Oktober 2011
Penanganan Terorisme Perlu Kesatuan Langkah
Depok I Aksi teroris dan gerakan radikalisme
sudah menjadi ancaman bagi masyarakat secara umum. Pengasuh Pesantren Al
Hikam KH Hasyim Muzadi menilai bahwa aksi teroris dan radikal bisa
ditanggulangi. Pasalnya, dalam penanganannya tidak hanya cukup salah satu
institusi saja. Namun, imbuhnya, merupakan satu kesatuan yang melibatkan
berbagai unsur.
“Yang pertama adalah melalui penguatan moderasi Islam. Dengan kata lain, Islam moderat yang tetap mengadopsi kearifan lokal,” terangnya dalam acara training of trainers Ulama dan Pimpinan Pesantren se-Indonesia. Pesantren Al-Hikam II, Beji, Ahad (16/10).
Hasyim menuturkan, berdasarkan pengalamannya konsep Islam moderat yang sering disampaikannya dalam berbagai forum internasional mendapatkan sambutan yang cukup baik. Bahkan, imbuhnya, dirinya mencontohkan di Indonesia penerapan hidup berdampingan dan toleransi antar sesama berjalan dengan baik.
“Dunia luar saja mengakui kita hebat, cuma kita belum sepenuhnya menggali dan menerapkan kemampuan itu. Jawabannya ada di Islam moderat yang rahmatan lil alamin. Sudah saatnya juga, warga NU memperkuat dengan mengumpulkan khazanah pemikiran yang berserakan untuk didokumentasikan dengan baik sebagai bahan dakwah,”terangnya.
“Yang pertama adalah melalui penguatan moderasi Islam. Dengan kata lain, Islam moderat yang tetap mengadopsi kearifan lokal,” terangnya dalam acara training of trainers Ulama dan Pimpinan Pesantren se-Indonesia. Pesantren Al-Hikam II, Beji, Ahad (16/10).
Hasyim menuturkan, berdasarkan pengalamannya konsep Islam moderat yang sering disampaikannya dalam berbagai forum internasional mendapatkan sambutan yang cukup baik. Bahkan, imbuhnya, dirinya mencontohkan di Indonesia penerapan hidup berdampingan dan toleransi antar sesama berjalan dengan baik.
“Dunia luar saja mengakui kita hebat, cuma kita belum sepenuhnya menggali dan menerapkan kemampuan itu. Jawabannya ada di Islam moderat yang rahmatan lil alamin. Sudah saatnya juga, warga NU memperkuat dengan mengumpulkan khazanah pemikiran yang berserakan untuk didokumentasikan dengan baik sebagai bahan dakwah,”terangnya.
Labels:
Warta Berita
PBNU Adakan Workshop Deradikalisasi Agama
Saat
ini, Indonesia dikenal publik internasional sebagai lahan subur radikalisme
agama. Pemahaman kelompok ini cenderung totalistik dan formalistik; kaku dalam
memahami teks-teks agama. Bagi kelompok ini, konteks sosial, politik, ekonomi
dan budaya yang melingkupi umat Islam, bukan merupakan pertimbangan penting.
Tak ayal, pemahaman ini tidak memberi ruang terhadap tradisi lokal.
Dalam gerakannya, mereka konfrontatif terhadap sistem sosial yang ada, termasuk dasara negara. Fenomena ini tentu jadi ancaman terhadap eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar (UUD) 1945.
Nahdlatul Ulama, sebagai salah satu elemen bangsa yang turut andil dalam mendirikan Republik ini, sangat prihatin akan gerakan kelompok radikal yang makin menguat. Atas dasar itulah, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendukung gerakan nasional deradikalisme agama.
Dalam gerakannya, mereka konfrontatif terhadap sistem sosial yang ada, termasuk dasara negara. Fenomena ini tentu jadi ancaman terhadap eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar (UUD) 1945.
Nahdlatul Ulama, sebagai salah satu elemen bangsa yang turut andil dalam mendirikan Republik ini, sangat prihatin akan gerakan kelompok radikal yang makin menguat. Atas dasar itulah, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendukung gerakan nasional deradikalisme agama.
Labels:
Warta Berita
Rabu, 12 Oktober 2011
Ramadhan Untuk Pensucian Diri
Dalam pandangan Al Quran, jati diri manusia yang paling asasi itu ialah ruhaninya. Ruhani sifatnya baik dan suci, karena tercipta dari asal baik dan suci. Allah meniupkan ruh-Nya pada jasad manusia, sehingga manusia memiliki kemampuan kontak langsung dengan Allah SWT. Ibarat decoder atau gelombang televisi, jika ruh manusia selalu diharapkan dan dihubungkan dengan Allah maka kepribadiannya memancarkan sifat-sifat yang positif dan terpuji, “You are what you think” kata psiokolog.
Jika seorang muslim selalu dzikir dan melakukan perenungan tentang Allah dengan segala kebesaran dan kasihnya, maka ia akan selalu berpikir positif tentang keindahan ciptaa-Nya. Secara psikologi adalah seseorang tengah melakukan proses internalisasi sifat-sifat Allah ke dalam dirinya. Sedangkan Allah sangat menyukai hambanya selalu menyebuat Bismillah-i- al-rahman-i-rahim. Artinya, orang yang merasa dekat dan beriman kepada Allah hendaknya menumbuhkan dalam dirinya sifat kasih sayang terhadap sesama.
Di dalam hubungan sosial sifat kasih sayang itu tercermin, terutama dalam hubungan kasih orang tua dan anaknya yang selalu ingin memberi dan melindungi meskipun sang anak sudah dewasa dan mandiri. Di dalam memberi itulah seseorang memperoleh kebahagiaan tersendiri karena merasa bermakna bagi orang lain. Bagaimanapun juga peristiwa memberi secara tulus ikhlas jauh lebih membahagiakan daripa di dalam posisi diberi dan dikasihani.
Labels:
artikel
Senin, 10 Oktober 2011
F.I.L
Terimakasih ku padaMu ya Allah, atas segala nikmat yang telah
engkau karuniakan. Ketika bicara cinta, manusia tidak bisa lepas dari cinta,
baik itu cinta terhadap keluarga, sesama manusia, dan tentuya cinta terhadap
lawan jenis, karena itu memang fitrahnya. Tapi apakah anda pernah merasakan
cinta pada pandangan pertama..? Ya, cinta ketika pandangan pertama itu memang
ada, ketika sosok itu tiba tiba melela ke arah depan anda, seketika itu juga
mata itu terpana mengikutinya. Ya Tuhan, seketika itu juga hati ini bedebar
kencang, mengingat wajahnya yang rupawan, dan menarik ketika di lihat. Kemudian
sosok it terus menghantui, mengalir lewat pikiran hingga turun ke hati, di
setiap jenjang perlakuan kita, tapi apakah itu semua bisa di katakana cinta..?
Labels:
My soongs
Kamis, 06 Oktober 2011
Qosos min Al-Hadits An-Nabawi
Judul Buku: Qosos min
Al-Hadits An-Nabawi
Penulis: Dr. Musa Sahin Lasyin
Tahun: 2007, Cetakan Pertama
Tebal: Terdapat 2 jilid,
jilid pertama 671 halaman beserta daftar isi, dan jilid kedua
372 halaman beserta daftar isi.
Penerbit: Maktaba Iman
Ketika berbicara soal cerita,
kisah atau menceritakan suatu terjadinya peristiwa. Belum tentu cerita dengan kredibilitas dan keotentikan yang terjamin, atau memberikan teladan dan baermanfat. Sepertihalnya masa kini, banyak sekali cerita cerita yang
kurang bermanfaat, entah itu gosip para selebritas, dan cerita yang tidak bisa di pertanggungjawabkan. Lebih parahnya, itu sudah wajar menjadi
konsumsi keseharian, dan sampai anak kecil tidak ingin
ketinggalan, seakan itu menjadi top news. Sungguh miris sekali, karena seiring
kemajuan zaman kisah kisah teladan, kurang menjadi perhatian lagi.
Akan tetapi bukan hanya masa
kini saja, zaman dahulu juga sudah banyak adanya kisah yang tidak bisa di pertanggungjawabkan,
kisah yang di buat hanya untuk propaganda dan yang bsersifat profokatif.
Sehingga para Ulama dahulu giat dalam melakukan analisi, dan kritisasi untuk
filterisasi mana berita yang benar benar kredibel dan layak untuk di konsumsi.
Labels:
Resensi
Masa Depan Tuhan
Judul di atas adalah judul buku baru karangan Karen Armstrong, "Masa Depan Tuhan" (2011) dalam edisi bahasa Indonesia. Aslinya The Case for God: What Religion Really Means. Armstrong adalah penulis keagamaan yang serius, tradisi risetnya kuat, sehingga pantas jika lebih dari 15 bukunya masuk ranking terlaris di dunia. Tuhan dalam kajian Armstrong adalah Tuhan yang menyejarah, yang hidup di tengah dan bersama pemeluknya, Tuhan yang kemudian melahirkan komunitas orang beriman dan sekian banyak tradisi dan institusi agama.
Jadi, Tuhan sebagai Yang Mahatinggi dan Absolut tentu tidak dibatasi waktu, tak mengenal kemarin, sekarang, dan masa depan. Bahkan juga tidak terpahami oleh akal pikiran. Kita terlalu banyak berbicara tentang Tuhan akhir-akhir ini dan apa yang kita katakan sering dangkal, kata Armstrong (halaman 9). Di samping menyajikan dinamika jejak-jejak Tuhan dan pengaruhnya dalam sejarah manusia, buku ini secara tidak langsung menjawab paham ateisme modern yang berciri sangat rasional dan ilmiah (scientific atheism) yang telah memukau masyarakat modern dan anak-anak muda di Barat.
Labels:
Resensi
Langganan:
Postingan (Atom)