Puji
syukur selalu ku panjatkan atas keagunganMu Allah SWT, dan sholawat serta salam
senantiasa ku dendangkan atas baginda Nabi Muhammad SAW, semoga kita semua
tercurah syafaatnya di hari ahir nanti.
Puasa
ke 3 Ramadhan 1433 H/22 juli 2012, waktu itu siang bolong perut kosong,
bayangannya tinggal kolak singkong, menu manis legit pas untuk awal buka puasa,
selain kurma. Tiba tiba, handphone berdering dengan nada
"yogyakarta" milik Katon bagaskara. Ternyata teman saya Jasriwaldi,
anak Padang yang sekarang dia tinggal di Ganubi, cukup dekat dengan daerah
tempat tinggal ku, yaitu Gihaz Tajamu' Awwal. Berikut percakapan kami
dalam telepon,
Jas : “Assalamualaikum
zad”
Zad : “Waalaikumsalam” jawabku dengan gaya lemas.
Jas : “Gimana kabarnya, sehat kan antum..?” tanya dia.
Zad : “Alhamdulillah, sehat... antum gimana tadz, sehat..?"
kembali tanyaku.
Jas : “Alhamdulillah sehat juga, antum buka sama teman2
tetangga gimana, maksudnya masak atau gimana gitu?”
Zad : “Ya....seperti biasa, masak. Ada apa emangnya..?"
jawabku sambil kepikiran, wah bakalan ada yang enak nih,hehe maklum kondisi
perut lagi kosong.
Jas : “Oooo kebetulan ni, ada temen mesir yang rencananya
mau ngasih iftor "makanan untuk berbuka", dan kemungkinan bisa iftor
itu bisa sampai ahir Romadhon.”
Zad : “Waah, yang bener ni" jawabku, heran sambil sumringah,
ternyata benar..!!.
Jas : “Beneran ini, kira kira ada berapa anak di situ zad,
sama tetanga tetanggamu..?" tannya dia dengan gaya meyakinkan.
Zad : “Alhamdulillah kalau gitu, di sini ada 4 rumah, tapi
yang 1 saya belum tahu dimana tempatnya, soalnya masih baru, cuman kemaren
sempat ketemu. Tapi kalau untuk yang 3 rumah insyaAllah saya tahu, jumlahnya
sekitar 15 orang.”
Jas : “Oooo gitu ya, boleh boleh. Nanti saya bilang ke
orangya, ustadz Kholid namanya. Nanti sebelum maghrib biar hubungi nomer antum,
beliau sudah saya kasih nomer antum.”
Zad : “Waduuh, makasih banyak ni tadz...sekali lagi makasih
ni.. “
Jas : “Iya, sama sama zad, ini ustadz kholid emang baik
banget.”
Zad : “Ooo gitu, siiplah.. makasih banyak ni..”
Jas : “Ok... santai ja, yaudah dulu ya.. wassalamualaikum.”
Zad : Waalaikumsalam "jawabku sambil senyum2"
Walhasil, tiap hari menjelang berbuka kami mendapat kiriman,
berupa 15 bungkus menu makanan besar
isinya pun istimewa, dengan lauk ikan, ayam, daging beserta nasi, sayur, dan
buah buahan. SubkhanaAllah, Ramadhan bulan penuh berkah, kami cuma bisa bilang Alkhamdulillah
dan sangat berterimakasih kepada beliau, Ustadz Kholid, dkk semoga Allah SWT
membalas semua kebaikannya, amiin.
Tapi bukan kami saja yang mengalami, masih banyak di daerah lain
dari teman teman mahasiswa yang merasakan hal yang sama. Dan juga banyak dari
masjid besar yang berada di Mesir menyediakan iftor, atau biasa kami
kenal ma’idah al rohman sengaja disediakan untuk para pengunjung masjid
tersebut, tentunya dengan menu istimewa, maka tidak heran penduduk setempat dan
mahasiswa bebondong bondong datang ke masjid tersebut dengan manksud mencari ma’idah
al rohman.
Mungkin peristiwa semacam ini sudah mentradisi di Mesir pada
khususnya dan Islam pada umumnya. Mengingat banyak cerita dari teman teman yang
sempat menikmati Rhomadon di tanah suci Makkah, banyak ma’idah al rohman berceceran di mana mana,
pasalnya para muhsinin “Orang orang yang baik hati, atau dermawan” dengan
sengaja mencari orang yang hendak iftor untuk diberikan makanan. Mereka tidak
tanggung tanggung dalam mengeluarkan makanan, dari segi banyaknya maupun dari
menu menunya yang mewah. Karena mereka juga tahu dan sadar terhadap janji janji
Allah SWT, dari pahala atas perbuatan yang mereka lakukan. Dalam Hadits Nabi
Muhammad SAW juga telah disebutkan,
"Barangsiapa yang
memberi makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka baginya pahala yang
semisal orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang
berpuasa tersebut sedikit pun." (HR. At Tirmidzi, beliau berkata.
"Hadits Hasan Shahih")
Yang saya lihat dan alami tradisi seperti itu juga ada di
Nusantara, tepatnya di desa saya Mlangi Jogjakarta mungkin di daerah lain juga
ada. Di desa saya kalau di masjid hampir tiap hari tersedia menu berbuka dan
sebelumnya diadakan pengajian kitab kitab klasik sebagi menu ngabuburit. Moment
seperti itu digunakan para santri untuk mengaji mencari ilmu dan mencari
makanan untuk berbuka, kebetulan memang desa saya terdapat banyak pesantren
berkisar 10 pesantren. Kemudian warga sekitar menggunakan moment bulan puasa
untuk saling berbagi menjalin silaturahim, dengan menghantar menu berbuka
kepada tetangga sekitar dan saudara.
Semua berlomba2 berbuat kebajikan, salah satunya berlomba2 memberi makanan berbuka buat orang2 yang berpuasa...
BalasHapusRasa2nya jadi pengen ngalami ramadhan di sono :D
hehe, iya..selamat berpuasa mba :)
Hapusayo maen ke sini..