Waktu itu pagi, ketika matahari mulai menampakkan teriknya. Manusia sedang bergegas untuk memulai aktifitas. Dan akupun begitu, mandi pagi, sarapan, dan bergegas untuk berangkat kuliah. Keluar rumah dengan senang hari, mungkin karena ingin menyambut hari dengan gembira, berjalan dan menunggu tramcopun (angkutan umum) terasa menyenangkan. Ahirnya tramco datang, dengan penumpang yang agak lenggang, karena memang pagi masih sepi, dan dengan gesit tramco itu menuju terminal Zahro.
Sampailah di Zahro, menunggu datangya 80 coret (nama bus, bertujuan komplek Darosah Al-Azhar, Husain). Sungguh menjemukan menunggu 80 coret, bisa lebih dari 30 menit bus baru datang. Yah namanya juga hitam-hitam kereta api, Walaupun sejelek-jeleknya 80 coret, penumpang tetap setia menunggu, dari arah Hay-10. Tiba-tiba 80 coret datang dari arah kanan, yang kebetulan aku sedang duduk mengarah ke arah sohro, padang pasir yang luas. Dengan bismillah aku masuk bus, aku pilih tempat duduk belakang pojok kiri, yang memang menjadi tempat favoritku, karena bisa leluasa melihat kedepan, kesamping arah luar cedela, untuk tidurpun juga nyaman.
Jumat, 29 Oktober 2010
Senin, 18 Oktober 2010
Internet Itu Suplemen..?
Internet bukanlah sesuatu yang tabu lagi, bahkan internet adalah sesuatu yang fenomenal, sekarang ini. Mungkin hanya sebagian saja orang tidak mengenal , mengenal dalam artian tahu cara menggunakannya. Kalaupun hanya sekedar mengenal internet, hammpir di plosok desapun mengenal internet, yang berarti tidak asing lagi. Banyak yang bisa kita dapat, apapun yang bersifat maya , browsing apapun itu, entah dari buku-buku, softweare, game dll. Akan tetapi tidak jarang, bahkan banyak yang menyalah gunakan "elektronik ajaib" itu alias internet dalam jurang yang tidak berarti. Banyak dari segi positifnya akan tetapi tidak memungkiri juga mudah sekali ditemukan kenegatifannya.
Labels:
Opini
Selasa, 12 Oktober 2010
Surat Cinta Untuk "Sahabat"
Inilah apa yang kita sebut "sahabat"..
Ketika kau merasa apa yang aku rasa..
Ketika kau ajak aku menjadi kuat..
Ketika kau coba hapuskan lara dan hadirkan tawa dengan candamu..
Ketika kau ringankan pundakku dan lukis seuntai senyum di ujung bibirku..
Ketika kau bosan mndengar ceritaku..
Kau muak dengan egoismeku..
Kau lelah dengn sifatku yang selalu ingin di mengerti..
Apapun itu,kau ada untukku..
Dan untuk semua itu, ku sebut engkau "sahabat"
(HF)
Ketika kau merasa apa yang aku rasa..
Ketika kau ajak aku menjadi kuat..
Ketika kau coba hapuskan lara dan hadirkan tawa dengan candamu..
Ketika kau ringankan pundakku dan lukis seuntai senyum di ujung bibirku..
Ketika kau bosan mndengar ceritaku..
Kau muak dengan egoismeku..
Kau lelah dengn sifatku yang selalu ingin di mengerti..
Apapun itu,kau ada untukku..
Dan untuk semua itu, ku sebut engkau "sahabat"
(HF)
Labels:
Sastra
Jumat, 01 Oktober 2010
Pencuri yang Sopan
Di bulan Romadlon, yang sudah berjalan sepertiga. Saat manusia tajamu awwal (nama daerah kawasan cairo) masih dalam terlelap kondisi setengah mimpi,karena di musim panas malam terasa siang, pagi terasa petang ahirnya waktu yang tepat untuk memanjakan tubuh tubuh yang lemas mata yang lelah. Waktu itu fajar belom menampakkan semangatnya, kira kira pukul 08:00. Yang memang mingkin itu sudah ada rencana, dan pengintaian sejak lama, pagi pagi pencuri itu datang tidak tahu dari arah mana, pencuri menyelinap dengan tenang, mengambil beberpa lembar uang yang jumlahnya lumayan banyak, 600 pound. Aku yang sedang mesranya bersanding dengan bantal guling, yang di sampingku juga ada beberapa pakian diantaranya ada dua celana cukup bermerek tak luput dari rampasan si pencuri itu. Keluar dari kamar setelah mengambil uang dan celana, keluar arah ruamg tamu, mengambil 1 buah CPU komputer, kemudian keluar lewat pintu depan.
Labels:
Potret
Langganan:
Postingan (Atom)