Manusia & Ladang
Sedih Ramadan serasa terlewati begitu cepat, mungkin butiran
butirah hikmah menerpa membuat kita serasa hanyut dalam buaian kenikmatan
syahru siyam, sehingga waktu seakan akan berlalu begitu cepat. Tapi rasa
bagahia juga tidak terpungkiri karena bisa meraih fitri kembali, setelah diberi
kepercayaan untuk memaksimalkan momentum Romadhon dengan aktifitas ibadah.
Setelah Ramadan usai, pastilah kita akan menggapai
kemenangan dengan datangnya hari yang Fitri. Momen Idul Fitri, seperti halnya
yang sudah mentradisi di Indonesia, dugunakan untuk Mudik atau pulang kampung bagi
mereka yang mengadu nasib atau belajar di luar kota guna silatirahim, bermaaf-maafan,
serta minta do’a dan restu kepada keluraga, sanak saudara, dan tetangga.
Hal tersebut menjadi antusiasme warga tersendiri dalam
memperingati Eid Mubarok, bahkan saya kagum melihat respon mereka, dengan rela
memakan waktu yang cukup lama untuk pulang kampung, bahkan dapat dipastikan
kondisi jalan akan macet, juga dengan biaya yang tidak sedikit. Tapi itu semua
akan menjadi kebanggaan dan kesenangan tersendiri.
Juga memang sangat pantas untuk dilestarikan, mengingat tradisi
yang bagus dan manusia sendiri adalah sebagai
ladangnya kesalahan. Karena dari setiap padi yang ditanam walapun dari awal
melakukan pemupukan dan menanam padi dengan maksud baik yaitu untuk memnuhi
kebutuhan pokok, tapi pasti ada saja hama atau hewan hewan perusak tanaman,
tapi seiring dengan perawatan dan penjagaan dengan baik, insyaAllah akan menuai
padi yang berkualitas pula. Tidak berbeda dengan manusia, kita lahir tandpa
adanya dosa, tapi kemudian hari bernjak tumbuh dan tumbuh, pasti ada kendala
berupa gangguan atau godaan yang mempengaruhi untuk berbuat tidak baik, yaitu
berbalut rayuan nafsu setan, baik dalam diri kita maupun sekitar.
Oleh karena itu dalam momentum yang Fitri ini, saya ingi mengucapkan
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 H, mohon maaf lahir dan batin. Karena dengan
menabur pupuk kasih sayang dengan saling
memaafkan maka akan tumbuhlah tanaman atau pribadi yang baik kemudian
dapat menuai buah eratnya silaturahim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar