Berawal dari kandungan ibu merawat, mengatur asupan makanan yang masuk kedalam tubuhnya, supanya anaknya kelak menjadi anak yang sehat tanpa kekurangan. Selain itu, ibu juga tidak akan lupa, memebri asupan rohani seraya berdoa tidak lain hannya untuk memohon supaya anaknya kelak menjadi anak yang berbakti solih-solihah. Tidak ktinggalan pula, ibu rela meneteng berat selama dalam kandungan. Begitu mulianya engkau ibu, pengorbananmu dari titik awal segumpal sel hingga sekarang ini, takkan tergantikan selain kuasaNya.Kasih sayangmu tidak akan pernah mati, selama nyawa itu masih di karuniakan.
Memang pengorbananmu sungguh mulia, dan begitu banyak. Dari yang kecil sampai pertitiwa besar. Semisal pada masa kanak-kanak. Pernah pada saat itu, ibu sedang terkena sakit. Posisinya ibu sedang berbaring tidur di kasur setengah reot itu, tidak segan segan aku membangunkan dengan nada kasar.
Sabtu, 11 September 2010
Senin, 06 September 2010
Terimakasih
Aku tak kuasa menahan air mata ini
Yang terus mengalir
Seiring ucapan ridlomu
Belawal dari ungkapan kecewa
Berahir dengan pengertian
Lewat ungkapan,
Tidak apa apa
Manusia hanya sanggup berusaha
Jangan lupa terus semangat
Problema,
Jangan di jadikan batu sandungan
Akan tetapi jadikanlah batu loncatan.
Terimakasih atas ridlomu,
Dan semua yang telah engkau berikan.
Yang terus mengalir
Seiring ucapan ridlomu
Belawal dari ungkapan kecewa
Berahir dengan pengertian
Lewat ungkapan,
Tidak apa apa
Manusia hanya sanggup berusaha
Jangan lupa terus semangat
Problema,
Jangan di jadikan batu sandungan
Akan tetapi jadikanlah batu loncatan.
Terimakasih atas ridlomu,
Dan semua yang telah engkau berikan.
Labels:
Sastra
Kamis, 02 September 2010
Langganan:
Postingan (Atom)